Mutiara Kehidupan Para Sahabat: Abdul Rahman bin Auf; Sosok Saudagar Nun Berjiwa Tegar dan Gagah Berani
Oleh: Abu Ahmad
Beliau adalah seorang sahabat yang mulia; Abdul Rahman bin Auf –semoga Allah meridloinya-, lahir pada 10 tahun sebelum tahun gajah, dan masuk Islam sebelum Rasulullah saw masuk ke Dar al-Arqam bin Abi Al-Arqam, beliau adalah salah seorang dari delapan sahabat yang pertama masuk Islam, salah seorang dari 5 sahabat yang masuk melalui Abu Bakar, dan salah seorang dari 10 sahabat yang di jamin masuk surg tanpa hisab, sebagaiman beliau juga merupakan salah seorang dari 6 sahabat yang dipilih oleh Umar untuk di calonkan menjadi khalifah, dan beliau adalah sahabat yang amat sangat kaya raya.
Suatu hari beliau jatuh pingsan kemudian setelah siuman dia berkata kepada orang yang ada disekelilngnya : “Apakah saya tadi pingsan” ? mereka menjawab : “benar”, beliau berkata lagi : “Sesungguhnya tadi telah datang kepada saya dua malaikat atau dua orang di dalamnya ada bengis dan keras, namun keduanya akhirnya pergi meninggalkan saya, kemudian datang lagi dua malaikat atau dua orang yang lebih lembut dan kasih dari dua orang tadi, lalu keduanya berkata : hendak kalian bawa kemana dia ? keduanya menjawab : kami akan menghukumnya dihadapan Dzat Yang Maha Perkasa dan Terpercaya. Beliau berkata : tinggalkanlah dia, karena dia adalah seorang yang telah ditentukan kebaikannya semenjak berada dalam perut ibunya.
Beliau pernah ikut hijrah ke Habsyah sebanyak dua kali, dan Rasulullah saw mempersaudarakannya dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’, maka Sa’ad berkata kepada : saudaraku, saya adalah penduduk Madinah yang kaya raya, maka lihatlah setengah dari hartaku dan ambillah, dan saya memiliki dua Istri, dan lihatlah mana yang kamu suka sehingga saya nanti akan mentalaknya untukmu, namun Abdul rahman berkata : semoga Allah memberkatimu, keluargamu dan hartamu, namun tunjukkanlah kepada saya dimana pasar?! maka ditunjukkan kepadanya pasar, lalu dia membeli dan kemudian dijualnya kembali dan kemudian mendapatkan keuntungan yang banyak.
Beliau adalah seorang penunggang kuda yang lihai dan pemberani, seorang pejuang yang gagah, selalu ikut serta dalam perang Badr, Uhud, dan seluruh peperangan bersama Rasulullah saw, dan beliau ikut dalam perang Uhud hingga dapat melukai 21 orang, namun kakinya terkena senjata hingga jalannya menjadi tidak normal.
Rasulullah saw pernah mengutusnya dalam perang Daumatul Jundul, dan baliau memakaikan umamah (pengikat kepala khas arab) di kepalanya dan diselendangkan kain diantara dua ketiaknya, dan beliau berkata kepadanya : “Jika Allah memberikan kemenangan atas engkau maka nikahilah anak perempuan dari kalangan terhormat mereka”, maka Abdul Rahman pun mendatangi Daumatul Jundul dan menyeru mereka kepada Islam namun mereka menolaknya sebanyak tiga kali, kemudian setelah itu Al-Asba’ bin Tsa’labah Al-Kalbi, dan beliau sebagai orang terhormat dalam kaumnya, maka Abdul Rahman dinikahkan dengan putrinya yang bernama Tamdhir binti Al-Asba’, dan melaluinya lahirlah Abu Salmah bin Abdul Rahman. (Ibnu Hisyam).
Rasulullah saw pernah mendo’akan beliau, seperti sabdanya : “Ya Allah berikanlah kepada Abdul Rahman dengan minuman dari surga”. (Ahmad)
Beliau adalah seorang pedagang yang ulung, kaya raya, dan kebanyakan dari harta kekayaannya dihasilkan dari berniaga, sebagaimana beliau juga terkenal dengan kedemawanannya; selalu menginfakkan hartanya dijalan Allah, pernah dalam satu hari beliau memerdekakan 30 budak, dan menyedekahkan setengah dari hartanya dimasa Rasulullah saw masih hidup.
Dan beliau juga pernah menginfakkan uang sebesar 50 ribu dinar dijalan Allah, dan menginfakkan bagi siapa yang tersisa dari para pejuang perang Badr yang setiap orangnya mendapatkan uang sebesar 400 dinar, adapun jumlah mereka saat itu 100 orang semuanya mendapatkan jatahnya, dan menginfakkan 1000 kuda dijalan Allah.
Rasulullah saw sangat khawatir dengan kekayaan yang dimilkinya, beliau pernah bersabda kepadanya : “Wahai keturunan Auf, sesungguhnya kamu keturunan orang kaya, dan engkau tidak akan masuk surga kecuali berat, sehingga Allah melepaskan kedua kakimu”. Abdul Rahman bertanya : “Apa yang harus saya lakukan wahai Rasulullah saw ? beliau menjawab : “Jibril telah datang kepada saya dan berkata : perintahkan kepadanya untuk menjamu tamunya, memberikan hartanya kepada yang miskin dan terkena musibah, dan memberi makan orang miskin”. (Al-Hakim), maka setelah itu Abdul Rahman melakukannya.
Walaupun Abdul Rahman bin Auf seorang yang kaya raya, namun keimanan beliau sangat kuat, cinta pada kebaikan dan tidak terpengaruh pada kehidupan dunia. Suatu hari belaiu membawa makanan untuk berbuka, saat itu beliau berpuasa, maka dia berkata : Mus’ab bin Umair telah terbunuh syahid sedang beliau lebih baik dari saya, lalu dikafani dengan baju miliknya, jika ditutup kepalanya kakinya terbuka, jika ditutup kakinya kepalanya akan tampak, dan dia berkata lagi : Hamzah telah terbunuh syahid, dan dia lebih baik dari saya, kemudian dihamparkan kepada kita seperti yang telah dihamparkan, dan kita telah diberikan darinya seperti apa yang diberikan, sungguh kami khawatir kebaikan yang kami perbuat mendahului kita, kemudian dia menangis lalu ditinggalkan makanannya.
Suatu hari Abdul Rahman menghidangkan kepada sebagian keluarganya makanan dari roti dan daging, ketika pinggan akan diletakkan dihadapannya beliau menangis, merekapun bertanya kepadanya : Apa yang membuat engkau menangis wahai Abu Muhammad ? beliau menjawab : “Rasulullah saw meninggal sedang beliau dan keluarganya tidak merasa kenyang dari roti yang terbuat dari sya’ir (sejenis gandum), dan kita mengkhiri perihal ini padahal beliau lebih baik dari kita.
Ketika Umar menjabat sebagai khalifah pada tahun 13 Hijriyah, beliau mengutus Abdul Rahman bin Auf untuk menunaikan ibadah haji bersama-sama dengan kaum muslimin lainnya, dan ketika Umar bin Khattab tertikam, menjelang ajalnya beliau memilih enam orang dari sahabat Rasulullah saw agar siap dipilih manjdadi khalifah diantara mereka, dan Abdul Rahman termasuk di dalamnya, beliau memiliki pemikiran yang cemerlang, pelaku musyawarah yang cerdas dan cermat, ketika enam sahabat itu berkumpul, beliau berkata kepada yang lainnya : “Jadikanlah perkara kalian menjadi tiga orang, maka turunlah setelah itu (mengundurkan diri) tiga orang dari mereka, Az-Zubair bin Al-‘awwam, Tolhah bin Ubaidllah dan Sa’ad bin Abi Waqqash, dan sisa dari mereka antara lain Abdul Rahman bin Auf, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, lalu beliaupun berkata : siapa diantara kalian yang terbebas dari perkara ini, semoga Allah memberikan kebaikan bagi kalian, hendaknya jangan mengacuhkan dari sifat yang paling mulia dan terbaik dihadapan kaum muslimin, mereka berkata : iya memang benar. Kemudian Abdul Rahman memilih Utsman bin Affan untuk menjjadi khalifah dan membai’atnya, kemudian umat Islam lainnya membai’atnya dan seluruh kaum muslimin.
Beliau wafat pada tahun 31 Hijriyah, ada yang berpendapat tahun 32 Hijriyah, disaat Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah, dan dikebumikan di Al-Baqi.
Naskah Terkait Sebelumnya:
- Karakteristik Masyarakat Islam Dalam Surat Al-Ahzab (4): Unsur-unsur Yang Melatarbelakangi Tegaknya Mujtama’ Islam
- Islam Adalah Agama Samhah
- Karakteristik Masyarakat Islam Dalam Surat Al-Ahzab (3): Perkembangan dan Pertumbuhan Mujtama’ Islam dan Karakteristiknya
- Karakteristik Masyarakat Islam Dalam Surat Al-Ahzab (2): Kondisi Umat Sebelum Kebangkitan Rasulullas saw dan Setelahnya
- Kami Selalu Bersama yang Benar… Dan Roda Zamam Selalu Berputar
"SEMOGA IANYA MENJADI PANDUAN DALAM KEHIDUPAN KITA"